Jakarta – Limbah sisa makanan ternyata bisa dimanfaatkan jadi barang berguna. Dua pelajar di Singapura ini mengubahnya jadi bahan kulit untuk tekstil.
Sisa makanan biasanya berakhir di tempat sampah karena dirasa tak lagi berguna. Tapi kalau tahu cara mendaur ulangnya, maka sisa makanan bisa bermanfaat.
Dilansir dari Mothership (26/7), dua pelajar dari Singapura punya cara untuk memanfaatkan sisa makanan tersebut. Mereka berdua mampu menghasilkan bahan kulit untuk keperluan tekstil.
Kedua pelajar itu adalah Wong Sokwei dan Ong Kai yang bersekolah di Republic Polytechnic. Gagasan mereka tentang pemanfaatan limbah sisa makanan ini dinamakan SUSKIN.
SUSKIN juga berhasil keluar menjadi pemenang kompetisi yang diselenggarakan Samsung’s Solve for Tomorrow 2020. Keduanya memenangkan penghargaan itu karena inovasi mereka yang dianggap cemerlang.
Keduanya melihat kalau industri kulit untuk tekstil menggunakan kulit hewan dan memakai bahan kimia. Penggunaan bahan tersebut dapat menghabiskan sumber daya dan menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.
Tak hanya itu, kedua pelajar ini juga ingin menangani masalah limbah makanan di Singapura yang terus meningkat. Pada tahun 2019 sekitar 744.000 ton limbah makanan dihasilkan oleh Singapura dan hanya 18% saja yang berhasil didaur ulang.
Limbah makanan yang dimaksud keduanya adalah teh kombucha. Berupa larutan teh dan gula yang diolah menggunakan jamur kombucha. Kulit yang dihasilkan dari teh kombucha tersebut lalu diubah menjadi produk tekstil yang bernilai.
Produk yang telah mereka buat adalah dompet kecil berwarna cokelat. Ada warna lain seperti hijau dan merah yang menarik.
Sebelumnya ada produk plastik yang bisa dimakan juga terbuat limbah teh kombucha. Untuk membuat lapisan plastik harus ditunggu selama 2 minggu. Setelah itu barulah diubah menjadi kemasan makanan.
Bukan kemasan makanan biasa, tapi bisa membuat isinya tetap segar segar setidaknya selama 6 bulan. Kemasan makanan inipun bisa langsung dicampurkan dalam masakan tanpa ragu akan bahaya kesehatannya.