Pertama tama, kita sepakati dulu, apa nama objek ini. Awalnya kami ingin mengajak kalian untuk menyebutnya dengan istilah “Pink Mold”. Tapiiii kalau dipikir-pikir, rasanya kurang tepat. Karena ini sebetulnya bukan mold. Kalau kita gunakan istilah mold, nanti kedepannya bisa bikin rancu. Seperti yang sudah terlanjur rancu adalah, scoby yang terlanjur disebut “Jamur Kombucha”. Padahal, scoby bukan jamur.
Area yang berwarna pink ini, merupakan hasil dari metabolisme bakteri bernama Serratia Marcescens. Bakteri ini menghasilkan pigmen berwarna pink (merah muda) yang disebut prodigiosin.
Kalau kita sebut menggunakan nama bakterinya, ataupun pakai nama pigmennya, rasanya sangat sulit diingat, dan juga sulit disebutin oleh orang awam. Maka, kita butuh nama yang lebih simpel, agar mudah dikomunikasikan.
Kami usul, kita sebut saja dengan nama/istilah “Pink Spots”. Kalau teman-teman ada usul nama lain, silahkan komen dibawah ya.
Apa bedanya Mold dan Pink Spots?
Secara karakteristik, mold dan pink spot adalah dua hal yang berbeda.
Mold disebabkan oleh jamur, sedangkan pink spot disebabkan oleh bakteri.
Mold berupa serbuk halus, sedangkan Pink Spot berupa pigmen.
Mold hanya tumbuh dipermukaan kulit scoby, sedangkan Pink Spot tumbuh di permukaan hingga dibawah lapisan kulit scoby, sampai kedaging-dagingnya.
Mold, mempengaruhi aroma dan rasa kombucha, pink spot tidak.
Mold sebagian besar berbahaya, sedangkan pink spot tidak berbahaya.
Tentang Pink Spots
Serratia Marcescens, yang merupakan bakteri penghasil pink spot ini, bisa hidup dan tumbuh di banyak lingkungan. Seperti di air, tanah, makanan, bahkan di dalam sistem pencernaan hewan.
Selain itu, pink spot juga cukup familiar ditemukan di lingkungan rumah, seperti di dapur, di kamar mandi, atau ditempat – tempat yang lembab, yang tidak terkena sinar matahari. Bakteri ini dapat hidup di suhu 4 – 40 derajat celcius.
Pink spot tidak berbahaya, tidak seperti mold (terutama mold yang berwarna hitam). Pink spot tidak menyebabkan efek samping apa apa terhadap tubuh kita, kecuali untuk orang-orang yang punya masalah ekstrim terhadap imun tubuhnya.
Cara mengatasi Pink Spots
Pink spot ini bersifat permanen, tidak seperti mold yang mudah dibersihkan, karena mold tumbuhnya hanya di permukaan lapisan luar kulit scoby saja. Sedangkan noda pigmen dari pink spot ini, tidak hanya di permukaan scoby saja, tapi juga di bawah lapisan kulit scoby hingga ke dagingnya. Bahkan di beberapa kasus, noda pigmen ini tembus dari permukaan, sampai lapisan bawah scoby.
Sehingga untuk mengatasinya, yang bisa dilakukan hanyalah memotong bagian yang terkena pink spot. Bisa menggunakan gunting, pisau, ataupun cukup disobek menggunakan tangan.
Bagian yang terkena pink spot harus disingkirkan, jangan sampai tersisa sedikitpun disana. Agar penyebaran pigmennya berhenti. Karena jika tidak, pigmen berwarna pink ini akan menyebar ke seluruh bagian scoby secara permanen, hingga kedaging-dagingnya.
Cara mencegah Pink Spots
Jika kamu mengalami masalah pink spot ini berkali kali, artinya bakteri Serratia Marcescens sudah ada di lingkunganmu dan sudah bersarang disana. Maka yang perlu kamu lakukan adalah :
Lakukan produksi dan fermentasi di tempat atau ruangan lain. Yang cenderung lebih bersih, kering dan terdapat sumber cahaya matahari dari jendela.
Bakteri Serratia Marcescens ini, bisa hidup di suhu 5 – 40 derajat celcius. Sehingga sebelum memulai produksi, kamu bisa melakukan sterilisasi untuk seluruh peralatan produksi, dengan air panas diatas 40 derajat celcius (pakai air mendidih). Sehingga jika bakteri ini menempel pada alat-alat dapur yang kamu pakai, maka bakterinya akan mati.
Rutinlah bersih-bersih rumah, terutama di bagian dapur dan kamar mandi. Gunakan cairan pembersih untuk membersihkan meja, sudut – sudut ruangan di dapur, dan kamar mandi.