Menjadi salah satu teknik pengolahan makanan yang sering dilakukan, fermentasi mampu mengubah daya tahan bahan makanan menjadi lebih awet. Selain itu, teknik fermentasi juga akan mengubah rasa makanan menjadi lebih asam.
Teknik fermentasi tak hanya diterapkan pada sayuran atau pun buah-buahan, tapi juga pada adonan roti seperti sourdough. Dan, tahukah kamu bahwa teknik fermentasi juga bisa dilakukan pada minuman?
Selama ini, kamu mungkin hanya mengenal wine sebagai minuman hasil fermentasi yang populer. Namun, ada minuman lainnya yang rupanya juga kerap difermentasi untuk meningkatkan khasiatnya.
Teh Kombucha Adalah kombucha, teh hasil fermentasi dengan bibit jamur yang telah dikonsumsi di Eropa Timur, Rusia, dan Jepang sejak beberapa abad lalu. Dilansir Forbes, teh kombucha diperkirakan berasal dari China sekitar tahun 220 sebelum Masehi.
Sering dikonsumsi untuk tujuan kesehatan, teh ini memiliki berbagai kandungan asam organik, vitamin, dan probiotik. Teh kombucha memiliki manfaat yang sangat efektif bagi kesehatan perut dan usus, terutama dalam proses detoksifikasi.
Teh kombucha sendiri mengalami proses fermentasi selama 14 hari. Bibit jamur kombucha dijadikan sebagai media fermentasi pada teh.
Jamur yang berbentuk seperti pancake dengan tekstur kenyal ini akan mencerna gula menjadi asam organik, vitamin B dan C, serta asam amino dan enzim. Saat proses fermentasi, jamur kombucha biasanya dibiarkan mengapung atau tenggelam dalam cairan teh.
Fermentasi dari jamur ini akan memunculkan rasa asam pada teh. Bahkan, pada beberapa jenis teh, rasa yang dihasilkan dari fermentasi teh kombucha mirip dengan cuka apel dan champagne.
Fermentasi kombucha hanya dapat dilakukan pada beberapa jenis tertentu. Misalnya teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Proses pembuatannya pun dapat dilakukan sendiri di rumah.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kualitas dan kebersihan dari bibit jamur kombucha. Karena, bila tak dilakukan secara hati-hati akan membuat teh kombucha menjadi beracun.