Las Vegas, Gatra.com- Di tengah perang dagang Amerika Serikat-Cina, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor teh dengan meraih potensi transaksi sebesar U$529 ribu dalam pameran World Tea Expo (WTE) 2019 pada 11-13 Juni 2019 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS).
“Perang dagang AS-Cina merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia,” kata Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles, Antonius Budiman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/6).
Menurut Antonius, potensi ini muncul karena teh hijau dan teh hitam Cina dengan kemasan di bawah 3 kg kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25%. “Sehingga hal tersebut menjadi celah teh Indonesia merebut pangsa pasar teh Cina yang dikenakan tarif,” ujar Anton.
Berdasarkan Data Perdagangan Minuman AS-Indonesia, Indonesia berada di peringkat ke-12 pemasok teh dengan nilai ekspor US$7,1 juta. Transaksi ini meliputi ekspor teh hitam senilai US$5,1 juta dan US$2 juta untuk teh hijau.
Pasar teh paling besar di AS adalah teh hitam dan teh fermentasi yang merupakan bahan pembuatan teh kombucha.
Adapun data Departemen Perdagangan Amerika Serikat menyebut bahwa total nilai impor produk teh AS dari seluruh dunia pada 2018 tercatat sebesar US$467 juta, dengan rincian nilai impor teh hitam US$302,4 juta dan teh hijau US$165,3 juta.
Total impor teh AS dari Cina tertinggi di antara negara-negara lain, yaitu sebesar US$89,9 juta. Rinciannya, impor teh hijau senilai US$48,1 juta dan impor teh hitam yang telah difermentasi tercatat sebesar US$41,8 juta.
Tingginya nilai impor teh yang telah difermentasi ini sejalan dengan tren minuman teh siap minum di AS, khususnya untuk produksi teh kombucha siap minum.
Teh kombucha mengalami pertumbuhan pesat sejak 2017 karena digadang sebagai minuman “elixir of life” yang memberikan manfaat kesehatan untuk sistem pencernaan dan detoksifikasi.
Nilai pasar teh Kombucha diperkirakan mencapai US$556 juta pada 2018. Tidak hanya importir daun teh, industri teh siap minum, khususnya Kombucha di AS juga dapat dibidik sebagai buyer sasaran,” ungkap Anton.
Sebagai informasi, pameran kali inAi diikuti 260 peserta pameran (eksportir dan label privat) dari 22 negara dan dihadiri 100 ribu buyer. Mereka terdiri atas distributor, peritel, pemilik kedai teh, pemilik restoran, pemasok jasa makanan/restoran.
Beberapa paviliun negara selain Indonesia adalah Cina, Sri Lanka, dn India. Juga Jepang, Taiwan, serta Inggris, dan Kanada.
Paviliun Indonesia menampilkan tujuh perusahaan. Untuk kategori produk teh dan minuman herbal terdiri dari lima perusahaan yaitu Harendong Tea Estate, PT Bukit Sari, PT Kepala Djenggot, serta Mustika Ratu, dan Rowadu.